Nasib buruk dialami klub Leicester City, setelah pernah merasakan juara liga inggris, kini klub dengan julukan the fox itu harus rela turun kasta ke divisi championship. Setelah juara liga inggris, sebenarnya Leicester jarang menghuni zona degradasi mereka konsisten di papan tengah bahkan musim 2019/2020 - 2020/2021 menjadi penghuni big-six liga inggris di posisi ke-5. Dari pencapaian tersebut kita yakin bahwa Leicester akan bertahan lama di divisi utama liga inggris apalagi di musim 2020/2021 mereka berhasil menjuarai piala FA setelah menang melawan Chelsea di Final dan menang melawan Manchester City di Community shield sebelum musim 2021/2022 dimulai.
Awal Leicester mulai goyah terlihat ketika di musim 2021/2022 hanya mampu finish di peringkat ke-8 dengan jumlah kekalahan 14 pertandingan. Sebenarnya jumlah kekalahan tersebut tidak berbeda jauh dengan musim sebelumnya, tapi yang membedakan adalah banyaknya hasil seri yang didapat pada musim 2021/2022. Sebuah awal yang mungkin tidak disadari management Leicester bahwa team butuh perbaikan yang segera harus diperbaiki sebelum musim 2022/2023 dimulai.
Penurunan performa hingga akhirnya terdegradasi sebenarnya sudah bisa kita prediksi salah satunya adalah beberapa hasil buruk di awal - awal laga musim 2022/2023 dimulai, tapi bagaimana hasil - hasil buruk itu bisa terjadi hingga akhirnya mereka terdegradasi?
- Menjual pemain penting
- Menyisakan sedikit skuad juara
- Transfer pemain yang kurang berhasil
- Masalah keuangan klub
- Mentalitas team pasca beberapa hasil buruk di awal liga
Setelah Leicester juara, banyak klub yang mengincar pemain penting Leicester, dengan berharap untung besar dan hasil penjualannya bisa untuk memperkuat team dengan membeli beberapa pemain baru akhirnya Leicester harus rela melepas pemain - pemain penting tersebut. Kita masih bisa pro kontra apakah Maguire sebagai salah satu pemain penting Leicester yang dijual, tapi nama - nama seperti N'Golo Kante, Danny Drinkwater, Riyad Mahrez, Ben Chilwell dan yang terakhir Kiper Kasper Schmeichel pantas kita sebut pemain penting Leicester yang sayangnya harus dijual.
Leicester juara liga inggris sudah 7 tahun yang lalu dan hanya menyisakan Jamie Vardy dari skuad juaranya 7 Tahun yang lalu. Kekompakan team yang sudah terbentuk perlahan hilang seiring banyaknya pemain Leicester yang pindah ke team lain. Meskipun dengan skuad baru mereka sempat merasakan juara piala FA tapi juara di kompetisi berbeda bukan menjadi tolak ukur kesuksesan sebuah team di kompetisi lainnya, khususnya kompetisi liga yang harus konsisten tiap minggunya bertanding lebih dari 30 pertandingan.
Hingga terdegradasi Leicester belum dapat pemain pengganti yang benar - benar bisa menggantikan pemain seperti Riyad Mahrez yang justru konsisten juara liga bersama Manchester City, James Maddison yang punya statistik cukup bagus belum banyak memberi assist untuk James Vardy yang ikut merosot juga penampilannya sehingga sulit untuk mengangkat team ke posisi idealnya di liga inggris. Di posisi kiper Daniel Iversen performanya tak seapik Kasper Schmeichel, sungguh perjudian yang sangat besar untuk Leicester.
Sama seperti klub lain pandemi berdampak pada keuangan klub. Saat pandemi, Neraca keuangan Leicester minus ditambah pengeluaran yang membengkak membuat Leicester adem ayem di bursa transfer dan membuat Brendan Rodgers harus menunda membangun skuad hingga akhirnya dipecat.
Liga inggris memang sulit ditebak, team penghuni dasar klasemen juga bisa mengalahkan team yang menduduki posisi puncak, tapi untuk menebak siapa yang akan terdegradasi rasanya cukup mudah ketika kita tahu di awal liga Leicester hanya bisa imbang sekali dari 7 pertandingan awal karena 6 pertandingan berikutnya harus menelan kekalahan. Mental para pemain sudah keburu hancur untuk menjalani sisa laga, seperti rasanya tak adil Leicester harus melawan hampir semua penghuni big-six di awal - awal musim.
Itulah beberapa faktor - faktor yang menyebabkan Leicester City degradasi. Uniknya team promosi justru berhasil bertahan di kasta tertinggi liga inggris meskipun nottingham forest sempat juga menghuni zona degradasi. Itulah serunya sepakbola.
0 Comments